LHOKSEUMAWE | Warna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia, semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan buktinya. Berbeda tapi tetap satu. Bila diibaratkan Indonesia adalah pelangi, fenomena alam yang tercipta dari perpaduan aneka rona.
Warna itu jugalah yang menjadi dasar Lomba Mewarnai yang dilaksanakan oleh
Mahasiswa KKN kelompok 355 Universitas
Malikussaleh. Lomba mewarnai yang digelar pada 16 November 2020 di gedung serba
guna milik desa Meunasah Aron itu mengambil tema "Ceria Warna di Masa
Pandemi". Perlombaan ini diikuti oleh siswa/i TK Al Ikhlas yang terletak
di desa Meunasah Aron.
“Tema ini diangkat agar siswa/i TK Al Ikhlas tetap
semangat dalam mengikuti pembelajaran di masa pandemi walaupun dengan segala
keterbatasan yang ada. Kami juga sangat berharap masa-masa sulit ini bisa
segera berlalu agar aktivitas belajar mengajar bisa kembali seperti semula”,
ujar ketua pelaksana, Usnul Khalisa.
Terlaksananya perlombaan ini juga disambut baik oleh
Kepala Sekolah TK Al Ikhlas, Ibu Afnidar. Beliau sangat mendukung program
perlombaan tersebut bahkan sampai memfasilitasi segala keperluan yang
dibutuhkan selama perlombaan ini berlangsung. “ Saya mengucapkan terimakasih
kepada Mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh kelompok 355 karena sudah
menyelenggarakan perlombaan ini sehingga dapat memotivasi siswa dan juga siswi
TK Al Ikhlas agar tetap semangat belajar di masa pandemi ini ” Ungkap Kepala Sekolah
TK Al Ikhlas, Afnidar.
Pelaksanaan program ini juga dilakukan berdasarkan
bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 355, Subhani, S.Sos.,
M.Si yang selalu mendampingi dan memberi arahan terkait pelaksanaan KKN ini
terutama agar tetap mengikuti protokol kesehatan dan juga memanfaatkan waktu
dengan sebaik mungkin terutama dalam mengembangkan SDM dan juga pengabdian di
masa pandemi.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok 355 yang
deketuai oleh Masnur Ramadhan (Ekonomi Islam) dan berangotakan Sahira Khalda
(Teknik Informatika), Usnul Khalisa (Manajemen), Zazira Balqist (Manajemen),
dan Husnul Khatimah (Ekonomi Pembangunan) juga mendapat dukungan dan bantuan
perangkat desa setempat serta mampu mengundang antusias warga yang begitu luar
biasa. (Red)