 |
| Dok. Ist |
AcehPress.com, LHOKSUKON | Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Kembali mengadakan kegiatan "JEJAK TRADISI" yang akan di tempatkan di Aceh Utara Provinsi Aceh, Jejak tradisi adalah ekspresi budaya oleh siswa SLTA melalui kegiatan webinar, workshop, dan menyaksikan praktek lokal untuk meningkatkan budi pekerti dan karakter. Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 05 s.d 08 April 2021 ini melibatkan 70 orang siswa ditingkat SLTA di provinsi Aceh dan Sumatra Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dengan melibatkan 20 siswa lokal di kabupaten Aceh utara, dan 50 siswa luar kota dengan cara daring.
Di hari kedua kegiatannya 20 siswa berkunjung langsung ke desa yang masih melestarikan tradisi budaya di Aceh Utara, dan dalam kesempatan ini desa Alue ie Mirah Kecamatan Nibong kabupaten Aceh utara menjadi tujuan praktek dan menyaksikan langsung tradisi budaya, alasan Dipilihnya desa Alue ie Mirah karena desa ini pada tahun 2019 telah di catat oleh KEMENDIKBUD sebagai salah satu desa dari 8 desa berhulu kebudayaan di Indonesia, Dan sempat mewakili Provinsi Aceh mempromosikan tradisi budayanya di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pertama di Istora Senayan, Jakarta.
Geuchik Alue Ie Mirah Muktaruddin mengatakan Jejak Tradisi Daerah merupakan sebuah kegiatan yang di selenggarakan oleh BNPB Aceh dan Sumatera yang bertujuan untuk Memperkenalkan kekayaan budaya bangsa kepada generasi muda,Menumbuhkan pemahaman generasi muda tentang keanekaragaman budaya bangsa yang satu dengan lainnya mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri, serta Menumbuhkan sikap saling menghargai antara pendukung budaya yang satu dan lainnya.
Ketua Cisah, Abdul Hamid yang juga ketua Panitia pelaksana kepada wartawan menyebutkan, kegiatan ini sangat penting untuk memperkenalkan tradisi-tradisi daerah yang ada agar dikenal oleh generasi muda dan terus bisa dilestarikan dan dipertahankan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menapaki jejak tradisi yang ada di kecamatan Nibong Gampong Alue Ie Mirah.
Kecamatan Nibong dipilih karena pertimbangan latar tradisi yang berbeda pembentukan karakter masyarakatnya, ujarnya. (*)
