Asisten 3 Buka Kegiatan Rembuk Stunting

Laporan: Admin author photo

 


Redelong | Bupati Bener Meriah yang diwakili oleh Asisten administrasi dan umum Setdakab Bener Meriah Armansyah, SE., M.Si membuka kegiatan rembuk stunting dalam percepatan penurunan angka Stunting terintegrasi di Aula Setdakab Bener Meriah. Rabu (25-05-2022)

Armansyah dalam amanat Bupati Bener Meriah mengucapkan ucapkan terima kasih dan apresiasi  kepada seluruh pihak atas terselenggaranya rembuk stunting pada saat itu. Untuk diketahui bersama katanya, bahwa persoalan stunting ini telah menjadi agenda pembangunan nasional yang masih prioritas dan dirasakan oleh setiap daerah, salah satunya adalah kabupaten Bener Meriah. 

“Selain faktor gizi dan makanan, seperti masalah ekonomi, politik, sosial, dan budaya juga bisa menjadi faktor yang tidak berkaitan langsung dengan kesehatan tubuh, namun yang lebih terlihat adalah seperti kurangnya pemberdayaan perempuan dan penurunan kualitas hidup lingkungan yang bisa menjadi penyebab stunting ini. Stunting pada anak bersumber pada taraf konsumsi gizi dan protein ibu hamil, meskipun dampaknya baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun dengan kondisi fisik tidak wajar dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting ini harus dilakukan secara sinergis antar sektor kesehatan dan non-kesehatan, tujuannya adalah, untuk terciptanya inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat bisa terus terpenuhi, tentunya dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan,”ucap Asisten 3 Setdakab Bener Meriah itu.

Lebih jauh disampaikannya, masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam mencegah stunting, dan salah satu upaya pemerintah adalah dengan membentuk tim percepatan penurunan angka stunting (TPPS). Tim percepatan penurunan angka stunting atau TPPS ini telah terbentuk di seluruh kecamatan dan kampung, begitu juga dengan tim audit kasus stunting yang telah dibentuk di Bener Meriah. Untuk itu kata Arman, melalui kegiatan rembuk stunting saat itu dirinya minta kepada bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama dengan kader di masing-masing desa dan kecamatan untuk bersama-sama melakukan penelusuran, agar penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting bisa segera ditangani.

“Kita harus serius dan memiliki target untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Bener Meriah ini, yang dilakukan dengan survei status gizi bayi maupun balita, untuk itu, perlu adanya integrasi antara intervensi spesifik yang dilakukan oleh bidang kesehatan dan intervensi sensitif yang dilakukan oleh non-kesehatan, mengingat permasalahan stunting juga bukan hanya soal gizi, tetapi juga lainnya seperti ketersediaan air bersih, sanitasi layak dan lain-lain, jadi, perlu kovergensi stunting yang melibatkan semua sektor terkait dan masyarakat. Stop stunting itu penting, untuk itu, mari kita ciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif, karena saat ini, bukan lagi saatnya kita memikirkan bagaimana caranya menangani stunting, tetapi bagaimana kita bisa mencegah stunting sejak dini, oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini, kami harapkan dapat memberikan fokus pemahaman pencegahan stunting di desa bagi sasaran rumah tangga, dan perlu beberapa intervensi diantaranya konseling gizi terpadu, air bersih dan sanitasi, jaminan sosial dan kesehatan, serta terkait dengan pendidikan anak usia dini dan kesehatan ibu dan anak,”demikian Asisten Administrasi dan Umum Setdakab Bener Meriah.(Kn)

Share:
Komentar

Berita Terkini