AcehPress.com, NAGAN RAYA | Hal yang tidak biasanya terjadi di kabupaten lain tapi di Nagan raya sering terjadi,seperti di dinas pendidikan dan kebudayaan Nagan raya yang terpantau sepi,
Entah pakai alasan covid atau apalah,untuk pembelaan dan pembenaran diri yang jelas dinas tersebut hanya di wakili oleh beberapa pegawainya,hasil pantauan awak media hari Jum'at 5 Mai 2021 di dinas pendidikan dan kebudayaan mendapatkan hampir seluruh ruang di dinas tersebut terlihat kosong dan hanya di isi oleh beberapa pegawainya saja,
Hal tersebut terpantau saat anggota GMBI wilter Aceh dan GMBI Distrik Nagan raya mendatangi dinas pendidikan dan kebudayaan Nagan raya untuk berkoordinasi dengan PJs kadis pendidikan tentang perkembangan pendidikan dan surat tanda tamat belajar bagi siswa siswi
Dan juga dengan maraknya informasi pengunaan ijazah palsu untuk memenuhi persyaratan menjadi pejabat publik.
Namun PJ. kepala dinasnya belum masuk kantor,maka anggota gmbi di arahkan oleh pegawai yang hadir keruang paud dan pendidikan non formal tapi di situ cuma ada satu orang pegawai,saat jajaran GMBI menanyakan kemana yang lain ada yang sudah keluar kata pegawai yang ada dalam ruang tersebut.
Padahal awak lembaga swadaya masyarakat gerakan masyarakat bawah Indonesia (LSM.GMBI) mendatangi kantor dinas pendidikan dan kebudayaan tersebut masih jam kerja bahkan masih sekitaran jam 10.oo Wib pagi
Ketua GMBI wilter Aceh saat di jumpai awak media mengatakan,"saya heran dengan kerjaan aparatur sipil negara di Nagan raya,ini kan masih kerja tapi banyak pegawainya gak masuk bahkan pejabat kepala dinasnya sendiri belum masuk bahkan gak ada informasi ke kantornya
Apa begini pola kerja oknum pegawai sekarang,dengan alasan covid mereka kerja sesuka hati dan pegawainya gak bisa di salahkan sepenuhnya juga bisa jadi mereka mengikuti pimpinannya
Kalau ini terus di biarkan dan kurang pengawasan dan perhatian dari bupati maka sangat kita sayangkan dan merugikan uang negara yang di bayar untuk mereka
Ini sangat di khawatirkan akan berdampak buruk bagi dinas itu sendiri apalagi sampai menular ke tingkat para guru di sekolah sekaloh,gak bisa saya bayangkan bagaimana bobroknya pendidikan kedepan ketusnya dengan kesal. (*)