Selanjutnya di Polresta Banda Aceh untuk asistensi kegiatan ini dilakukan focus group discussion (FGD) yang dihadiri oleh jajaran Ditlantas Polda Aceh, Satlantas Polresta Banda Aceh dan Jasa Raharja Aceh, juga terdapat pihak 5 pilar Dinas Kesehatan, PUPR, Bappeda, Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, BPJN, Ketua dan Pakar Transportasi di Banda Aceh diharapkan dapat mewujudkan persamaan persepsi terkait quick response penanganan laka lantas.
Faktor utama yaitu penggunaan kendaraan bak terbuka untuk mengangkut orang, kondisi jalan yang sempit dan menikung, serta tidak ada rambu peringatan di lokasi kejadian.
Kepala PT Jasa Raharja Cabang Aceh Regy S Wijaya sangat mendukung giat ini karena seirama dengan tugas utama Jasa Raharja dalam memberikan perlindungan dasar bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum serta melakukan pencegahan kejadian laka lantas.
“Upaya untuk memberikan pelayanan terbaik terus kami upayakan terhadap keterjaminan korban kecelakaan, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang mengutamakan kemudahan dengan cepat dan tepat, sebagai wujud nyata kehadiran negara saat masyarakat tertimpa musibah,” tandasnya.
Perlu diketahui, musibah kecelakaan yang terjadi melibatkan mobil bak terbuka selama lebaran mengalami peningkatan yang signifikan.
