Wujudkan Generasi Cerdas, Sehat, Bebas Stunting Dan Wasting, Pemko Banda Aceh Gelar Rembuk Stunting

Laporan: AYU RAHAYU author photo

Banda Aceh – Dalam rangka mewujudkan generasi cerdas, sehat, bebas stunting dan wasting, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh menggelar rembuk stunting di Aula Balai Kota, Selasa (16/05/2023).

Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua TP PKK Kota Banda Aceh, Unsur Forkopimda, Ketua beserta anggota DPRK, Para kepala OPD, tim percepatan penurunan stunting, para kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan.

Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Amiruddin menerangkan bahwa Angka stunting Kota Banda Aceh sampai dengan Bulan Maret 2023 adalah di angka 10,82%, angka stunting tersebut masih dibawah target nasional, dimana target nasional angka stunting tahun 2023 adalah 16%.

Oleh karenanya, faktor penting yang wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting di Kota Banda Aceh dapat tepat sasaran yaitu dari segi kualitas data.

Selanjutnya, Amiruddin menginstruksikan para camat untuk memfasilitasi dan mengkoordinir gampong-gampong untuk memastikan kegiatan guna penurunan dan pencegahan stunting dapat dikelola dengan dana transfer desa melalui lima paket layanan pokok.

Adapun layanan tersebut yaitu, kesehatan ibu dan anak (KIA), konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi dan air bersih serta layanan pendidikan anak usia dini.

Tak hanya itu, Amiruddin juga berharap melalui rembuk stunting ini, masing-masing stakeholder dapat mengambil perannya untuk bekerjasama melakukan percepatan penurunan stunting di Kota Banda Aceh.

“Kita akan lahirkan Roadmap rencana aksi daerah dalam percepatan penurunan stunting,” ujar Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Amiruddin.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinkes Banda Aceh Lukman menjelaskan bahwa rembuk stunting merupakan suatu upaya nyata dalam pencegahan dan penurunan stunting di Kota Banda Aceh.

“Dimana dengan melaksanakan rembuk stunting akan tergambar hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting di Kota Banda Aceh secara terintegrasi,” kata Lukman.

“Sehingga kita dapat menyusun strategi untuk memperbaiki dan mengoptimalkan intervensi yang kita lakukan pada tahun ini melalui upaya intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif,” tambahnya.

Adapun gambaran kasus Stunting di Kota Banda Aceh pada Tahun 2023 berdasarkan data E-PPGBM adalah 6,98% pada bulan Januari, 8,09% pada bulan Februari, 10,8% pada bulan Maret dan 11,8% pada bulan April.

Kemudian, beberapa indikator kesehatan yang ikut menyumbang angka stunting adalah capaian imunisasi dasar lengkap, rendahnya cakupan ASI eksklusif, ibu hamil kurang energi kronik, ibu hamil anemia dan perilaku remaja putri yang tidak bersedia minum tablet tambah darah.

“Sehingga untuk mendongkrak capaian ini tidak mampu dipikul sendirian oleh Dinas Kesehatan, mesti ada kerjasama lintas sektor yang cukup baik,” ucap Kepala Dinkes Kota Banda Aceh Lukman.

Lanjutnya, pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen kuat dari semua stakeholder, karena tanpa komitmen dan kemauan yang kuat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting.

Lebih lanjut, Lukman juga menerangkan terkait untuk lokasi fokus stunting atau Lokus Stunting yang telah ditetapkan pada tahun 2023 adalah sebanyak 21 gampong dari 7 kecamatan,.

“Maka intervensi yang akan kita lakukan pada tahun ini harus lebih fokus pada lokus tersebut tanpa mengabaikan wilayah yang non lokus,” ungkap Lukman

Share:
Komentar

Berita Terkini