Sudah Hampir 20 Tahun Damai, Malik Mahmud Al-Haythar Patut Bertanggung Jawab Mewujudkan Janji MoU Helsinki?

Laporan: Admin author photo
Keterangan Gambar: Tarmizi Age (Al-Mukarram) di Makam Almarhum Panglima GAM Abdullah Syafi'i/dok.

BANDA ACEH - Beberapa waktu lalu  media memuat tentang pembentukan Tim penyelesaian MoU Helsinki, apakabar kalian sekarang?, tanya Tarmizi Age (Al-Mukarram) salah seorang warga Aceh, Minggu, (24/9/2023).

Lelaki yang lama menetap di Denmark, Eropa itu, mempertanyakan sejauh mana sudah mereka bekerja untuk penyelesai MoU Helsinki, Tim yang di bentuk Wali Naggroe Malik Mahmud Al-Haythar.

Sebuah perjanjian yang ditanda tangani RI-GAM dan Malik Mahmud Al-Haythar mewakili GAM itu sendiri, bertujuan untuk menghentikan perang panjang di Aceh.

Sejauh mana tanggung jawabnya, apa cukup hanya dengan pembentukan lembaga wali nanggroe dan beberapa kepentingan khusus lainnya, rakyat Aceh bagai mana, janji-janji MoU lainnya bagai mana?.

Memang, Penandanganan MoU Helsinki berhasil menukar senjata dengan damai, senjata di musnahkan, senjata di potong, Aceh dapat konpensasi, dana otsus dan hak-hak lainnya dalam perjanjian, tapi apa kesudahannya hari ini, penuh tanya?

Pun demikian, rasanya tidak terlihat ada proses yang berjalan pada semua segmen, termasuk bendera yang belum berkibar, apa sebenarnya yang sedang terjadi di bumi Serambi Mekkah.

Jelang 20 tahun Damai Aceh, apa dampak kepada rakyat di Tanah Rencong?.

Setelah puluhan ribuan orang diregut nyawa oleh konflik, apa kesudahannya patut dipertanyakan?

Apa mungkin Aceh dibohongi lagi, atau kenapa?.

Malik Mahmud Al-Haythar patut sekali bertanggung jawab untuk ini semua tersangkut Perdamaian Aceh.

Ada Dana Otsus triliunan yang yang turun ke bumi Aceh, untuk siapa, hingga Aceh dinobatkan daerah termiskin di Sumatra, siapa yang kuras?

Berapa banyak yang diperuntukkan kepada mantan kombatan GAM, anggota GAM mana saja yang dapat manisan dari dana otsus itu?.

Sang pejuang yang gigih di medan tempur, banyak yang keliatan morat marit.

Padahal dengan triliunan dana otsus, bisa saja mantan petempur GAM terbantu, misalnya Rp 3.000.000/perbulan atau berapa saja yang cocok, minimal cukup buat nafkah bulanan keluarga mereka di rumah.

Sebagai orang yang pernah hidup dimasa konflik dan damai, tentu banyak hal kita rasakan.

Bahkan ada kabar dulu pernah di beri dana diat yaitu dana untuk tentara GAM yang syahid, setelah itu senyap, lenyap, seketika dan tak ada kabar lagi (pheh kah - pheuh kee), ada apa ini?

Kita berdoa semoga damai Aceh terpelihara, keadilan tewujud, kemakmuran & kesejahteraan di rasakan rakyat Aceh, Amin, tutup Tarmizi Age (Al-Mukarram). (*)

Share:
Komentar

Berita Terkini